Karet merupakan polimer hidrokarbon dalam lateks jenis-jenis tumbuhan tertentu. Sumber utama dari produksi karet pada perdagangan internasional berasal dari tanaman para atau jenis suku Euphorbiaceae (Hevea brasiliensis). Beberapa jenis tumbuhan jenis lainnya juga memproduksi getah lateks namun sifatnya agak berbeda dari getah karet, semisal anggota ara-araan (beringin), jenis sawo-sawoan (seperti getah sawo manila dan perca), Euphorbiaceae jenis lainnya, dan dandelion. Di masa PD II, sumber-sumber getah lateks ini dimanfaatkan untuk menutupi kekosongan produksi karet dari jenis para. Saat ini, getah perca dimanfaatkan dalam dunia kedokteran (guttapercha), sementara lateks dari sawo manila umumnya dimanfaatkan untuk pengolahan permen karet atau chicle. Karet sendiri sekarang bisa diproduksi secara buatan atau sintetis dan ini menjadi saingan tersendiri di industri perkaretan.
Syarat Tumbuh
Untuk memulai budidaya karet, hal pertama yang wajib diperhatikan adalah syarat tumbuhnya tanaman:
• Tanah yang gembur
• Tidak bercadas
• PH tanah berkisar 3,5-7,0
• Kedalaman sekitar 1-2 m
• Ketinggian tempat sekitar 0-400 meter, sebaiknya penanaman dilakukan di ketinggian 0-200 m, dan setiap kenaikan sekitar 200 m matang sedap diatur terlambat sampai 6 bulan
Iklim
• Curah hujan minimum sebanyak 1.500 mm/tahun, sedangkan total hari hujan sekitar 100-150 hari dengan curah hujan optimum sekitar 2.500-4.000 mm.
• Unsur angin ikut berpengaruh terhadap tanaman, semisal kondisi kelembaban di sekitar tanaman, jumlah produksi yang dapat berkurang, serta kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh angin kencang.
• Selain bermanfaat untuk pertumbuhan karet, hujan ada kaitanny dengan proses pemungutan hasil, utamanya jumlah hari hujan yang sering turun di pagi hari.
Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan pada budidaya karet terdiri atas langkah-langkah berikut:
• Penebangan serta pembakaran pohon pada lahan
• Penyacaran lahan untuk membersihkan rumput yang muncul
• Pembajakan menggunakan traktor atau pencangkulan / penggarpuan yang dilakukan sampai 3 kali dan tenggang waktunya selama 1 bulan.
• Sesudah pembajakan ketiga, biarkan lahan selama 2 minggu baru dilakukan penggaruan.
Pencegahan Erosi
• Pembuatan teras untuk mencegah erosi (baik teras secara individu atau bersambung) bisa disesuaikan dengan kondisi kemiringan lahan.
• Parit dibuat dengan kondisi sejajar lereng, sedangkan saluran drainase diatur memotong lereng, sementara rorak dibuat di sela barisan.
• Pengajiran guna menetapkan letak tanaman serta meluruskan posisinya dalam barisan bisa dilakukan dengan langkah berikut: pastikan arah TB T(imur-Barat) atau US (Utara-Selatan) terlebih dahulu; lalu ukur jarak sejauh 6 m atau 7 m pada TB serta 3 m dari US.
• Penanaman tanaman penutup tanah bermanfaat untuk melindungi tanah atas sinar matahari secara langsung, erosi, disamping mengurangi pertumbuhan gulma, serta sebagai media untuk hidup cacing.
Penanaman
Proses penanaman terdiri atas tahap berikut:
• Pembuatan lubang penanaman serta pengajiran kedua
• Pengaturan jarak tanam dengan ketentuan tanah berat sepanjang 60x60x40 cm, sementara tanah ringan sepanjang 45x45x30 cm
• Pembiaran lubang selama 1 bulan maupun lebih
• Menetapkan jenis tanaman penutup tanah, seperti Colopogonium moconoides, Puecaria Javanica, serta centrosema fubercens. Proses penanamannya bisa dimulai atau ditugal sesudah tanah diolah lalu dibersihkan. Untuk penanaman, jumlah bibitnya kira-kira sebanyak 15-20 Kg/Ha, sementara perbandingan antara Colopoganium moconoides : Pueraria Javanoica : cetrosema fubercens adalah 5 : 1 : 4.
• Bibit ditanam dalam lubang yang sudah diberi tanda lalu ditekan agar leher tetap sejajar pada permukaan tanah. Selanjutnya tanah di sekitar bibit diinjak-injak hingga padat supaya bibit tidak sampai goyang, sedangkan stump mata tidur dihadapkan ke arah selatan atau bisa disesuaikan dengan mata angin.
Pemeliharaan
Penyulaman
- Pada 3 bulan pertama sesudah penanaman, amati bibit kakao secara seksama
- Penyulaman dilakukan hingga umur 2 tahun
- Klon tanaman pada penyulaman harus berumur sama
- Segera ganti tanaman kakao yang mati
- Penyulaman sesudah itu bisa mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan tanaman
Pemotongan tunas yang palsu
Tunas palsu bisa dibuang di 2 bulan pertama penanaman dengan rotasi sebanyak 1 kali dalam 2 minggu, sementara tunas liar terus dibuang hingga ketinggian tanaman mencapai sekitar 1,80 m.
Merangsang percabangan
Jika tanaman berumur 2-3 tahun yang ketinggiannya 3,5 meter masih belum memiliki cabang, maka lakukan perangsangan melalui cara:
- Pembungkusan bagian pucuk daun atau leaf felding
- Penanggalan atau tapping
- Pengeringan batang atau ring out
Pemupukan
Pemupukan bisa dilakukan hingga 2 kali dalam setahun yakni menjelang musim penghujan serta di akhir kemarau. Sebelum itu, bersihkan dulu tanaman dari rerumputan, lalu buat larikan melingkar dengan lebar 10 cm. Pengaplikasian pupuk yang pertama dilakukan dengan jarak kira-kira 10 cm dari posisi pohon dan makin lebar disesuaikan dengan kondisi lingkaran tajuk.
Hama serta penyakit
Hama
Hama merupakan perusak tanaman seperti serangga, tungga, nematoda, dan mamalia. Beberapa jenis hama yang merugikan yakni:
Pscudococcus Citri
Ciri-ciri:
- Stadia yang sifatnya merusak yakni nympha serta imago yang warnanya kuning muda
- Meyerang tanaman berumur muda di bagian tangkai daun dan ranting
Pengendalian:
- Jika serangan tergolong berat, pengendalian dilakukan menggunakan insektisida metamidofos yang dilarutkan ke dalam air berkonsentrasi 0,05%-0,1%
- Interval penyemprotan sebanyak 1-2 mg
Kutu Lak atau Laccifer
Ciri-ciri:
- Penyebaran kutu ini dibantu oleh semut gramang.
- Hama menyerang tanaman dibawah umur 6 tahun.
- Warna kutu jingga kemerahan serta terbungkus lapisan semacam lak.
- Bagian tanaman yang diserang berupa daun dan ranting dimana cairannya dihisap sampai bagian tersebut menjadi kering.
- Mengeluarkan cairan seperti madu, meninggalkan bercak dan jelaga warna hitam pada lokasi serangan.
Pengendalian :
- Melakukan pengawasan tanaman sedini mungkin.
- Bila serangan tergolong ringan, pengendalian dilakukan secara mekanais, biologis dan fisik
- Bila serangan tergolong berat, pengendalian dilakukan dengan insektisida Albocinium 2% serta formalin 0,15%, kemudian ditambah dengan Surfaktan Citrowet 0,025%, sementara penyemprotan dilakukan dengan interval 3 mg
Penyakit
Penyakit merupakan gangguan terus menerus yang disebabkan patogen, bakteri, virus, serta jasad renix yang lain terhadap tanaman. Beberapa macam penyakit yang merugikan contohnya adalah:
Embun tepung
- Penyebabnya adalah cendawan jenis Oidium heveae
- Gejalanya berupa penyerangan pada daun muda yang kemudian berbintik putih lalu meranggas. Penyakit ini biasanya menyerang sesudah masa gugur daun
- Pengendalian dilakukan dengan beberapa cara, yakni dengan penanaman klon yang tepat, penyelarasan pada beban sadapan, serta pemeliharaan intensif (mekanis); dengan menggunakan belerang circus berdosis 3-5 Kg/Ha dengan interval selama 3-5 hari (kimiawi).
Kanker garis
- Penyebabnya adalah Phytophthora palmivora butl
- Gejalanya berupa terdapatnya suatu garis vertikal hitam pada bidang sadapan yang mana ini bisa masuk hingga ke kayu dan menyebabkan pembusukan kulit; penyakit ini timbul pada musim penghujan yang dipicu oleh terlalu lembabnya kondisi kebun; selain itu, semakin rendah letak irisan maka kemungkinan infeksi jadi semakin besar.
- Pengendalian bisa dilakukan secara mekanis dengan penjarangan pemangkasan pada pelindung, serta penanaman tanaman penutup tanah; sementara secara kimiawi bisa dilakukan dengan memberikan Fungisida (B.a. Kaptofol).
Daun Colletotrichum
- Penyebabnya adalah Colletotrichum gloeosporioides
- Gejalanya berupa cacat serta gugurnya daun muda, pucuk yang gundul, bercak coklat pada daun sementara ditengah ada bercak putih, serta terdapatnya bintik hitam atau spora
- Pengendalian dilakukan dengan Fungisida
Panen
Tanda-tanda kebun sudah siap untuk disadap adalah:
- Umur rata-rata tanaman menginjak 6 tahun atau sekitar 55% dari luas 1 hektar areal telah memiliki lingkar batang sepanjang 45 cm hingga 50 cm
- Penyadapan dilakukan berselang 1 atau 2 hari pada separo lingkar batang. Penyadapan dilakukan menggunakan rumus S2-D3 atau S2-D2
Pengolahan lateks:
• Standar karet pada kebun dikurangi dari rata-rata sebesar 32% menjadi 16% saja dengan cara mencampurkan air bersih atau bening
• Lalu campurkan 350 s/d 375 CC larutan cuka 1% per 1 kg karet kering
• Biarkan hingga beku
• Selanjutnya giling ke dalam gilingan kembang dan polos, lalu rendam selama kira-kira 60 menit
• Penyadapan dilakukan hingga 1 minggu lamanya
• Hasil penyadapan yang dihasilkan berbentuk RSS I, II, III dan IV of sheet
Demikanlah artikel ringkas seputar panduan mudah budidaya karet. Semoga bisa bermanfaat.
Post a Comment