Selamat datang di carabudidayasukses.com

Cara Mudah Budidaya Teh

Thursday, 1 August 20130 comments

Budidaya Teh


Teh didapatkan dari pengolahan tanaman teh terutama bagian daunnya (Camellia sinensis L) yang termasuk famili Theaceae. Jenis tanaman ini asalnya diperkirakan dari wilayah pegunungan Himalaya serta area-area pegunungan yang berdekatan dengan India, RRC, serta Burma. Tumbuhan ini bisa tumbuh dengan subur di area subtropik dan tropik dengan kondisi sinar matahari yang cukup serta curah hujan di sepanjang tahun. Budidaya teh bisa dilakukan dengan baik pada ketinggian hingga 6-9 m. Pada area perkebunan, tumbuhan teh dipertahankan hingga sebatas ketinggian 1 m saja dengan pemangkasan secara berkala. Hal ini dilakukan guna memudahkan proses pemetikan daun sehingga dihasilkan tunas-tunas daun yang banyak. Untuk memulai budidaya teh, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan:

Syarat pertumbuhan
Iklim
- Sebaiknya curah hujan rata-rata sekitar 2.000 mm/tahun
- Sinar matahari yang cerah diperlukan disini. Namun, teh tidak cukup tahan terhadap kekeringan.
- Suhu harian untuk tanaman teh sekitar 13-25 derajat Celcius.
- Kelembaban udara sebaiknya dibawah 70%.
Media tanaman
- pH tanah berkisar 4,5-6,0.
- Tanah yang tepat untuk tanaman teh adalah jenis Regosol, Andosol, serta Latosol. Akan tetapi, teh bisa juga dibudidayakan pada tanah Podsolik (jenis Ultisol), Litosol, Gley Humik, serta Aluvia. 
- Berdasarkan ketinggian lokasi, di Indonesia kebun teh terbagi atas 2 daerah yakni dataran rendah (ketinggian hingga 800 m dpl), dataran sedang (ketinggian 800-1.200 m dpl), serta dataran tinggi (ketinggian diatas 1.200 m dpl). 
Ketinggian tempat
Berdasarkan klon-nya, tanaman teh bisa tumbuh pada daerah dataran rendah dengan ketinggian 100 m dpl hingga diatas 1.000 m dpl.

Tehnis budidaya
1) Pembibitan
Tanaman teh bisa diperbanyak melalui stek daun atau biji. Dari unsur produksi, sebaiknya teh diperbanyak melalui stek daun. Sedangkan untuk persyaratan benihnya yakni: 
- Berasal dari kebun biji yakni biji jatuhan
- Biji besar dan tidak terserang hama kepik biji
- Biji disimpan dalam kaleng rapat dan kelembabannya sekitar 35-38%
- Setelah dipungut, segera semaikan biji
2) Perkecambahan pada bedengan
- Hamparkan pasir dengan ketebalan biji teh pada papan berukuran 1 x 2 m.
- Taburkan benih pada permukaan hamparan pasir.
- Pasir dihamparkan kembali pada atas benih.
- Ulangi langkah tersebut hingga diperoleh tumpukan pasir-benih sampai 3 tumpuk.
- Bagian atas ditutupi karung goni yang basah.
- Naungi area bedengan menggunakan daun kering.
- Sesudah 1 minggu lamanya, biji yang sudah retak atau telah berkecambah ditanam di polybag atau bedengan.
- Bibit pada polybag selanjutnya dipindahtanamkan memasuki usia tanaman 10-12 bulan, sedangkan pemindahan bibit menuju kebun dilakukan ketika bibit berumur 1 tahun untuk jenis puteran serta 2-3 tahun untuk jenis stump.

Pengendalian hama dan penyakit
Hama 
Ulat jengkal (Ectropis bhurmitra, Hyposidra talaca, Biston suppressaria)
Ulat ini umumnya berwarna hitam, ada juga yang berwarna coklat dengan garis putih. Bagian yang diserang biasanya adalah daun muda, daun tua dan pucuk. Serangan bisa di kebun maupun persemaian. Bagian daun yang terserang akan bergigi/berlubang. Langkah pengendalian ditempuh dengan membersihkan gulma dan serasah, pemupukan berimbang serta pengaplikasian insektisida jenis Lannate 35 WP dan Lannate L.
Helopeltis antonii
Serangga dewasa bentuknya seperti nyamuk, sedangkan bagian yang diserang adalah daun teh serta ranting yang muda. Bagian tanaman yang terserang akan berbercak coklat agak kehitaman lalu mengering. Serangan di bagian ranting bisa mengakibatkan kanker cabang. Langkah pengendalian dengan cara pemetikan daur petik selama 7 hari, bisa juga dengan pemupukan berimbang, mekanis, sanitasi, predator Tenodera dan Hierodula, atau pengaplikasian insektisida Carbavin 85 WP atau Mitac 200 EC.
Homona aoffearia (ulat jenis penggulung daun)
Ulat ini berukuran 1 hingga 2,5 cm dan menyerang bagian daun teh yang muda maupun tua. Daun yang diserang akan tergulung serta terlipat. Langkah pengendalian dengan cara mekanis, atau melepas musuh alami semisal Elasmus homonae, Macrocentrus homonae, serta pengaplikasian insektisida Ripcord 5 EC.
Penyakit
Busuk daun
Penyebabnya adalah jamur jenis Cylindrocladum scoparium dengan gejala berupa daun induk yang berbercak coklat dari ketiak / ujung daun, kemudian daun rontok dan stek mati. Langkah pengendalian dengan mencelupkan stek dalam fungisida. Bila persemaian terserang, maka semprotkan benomy l 0,2%.
Cacar teh
Penyebabnya adalah jamur jenis Exobasidium vexans. Bagian yang diserang adalah daun serta ranting yang muda. Gejalanya berupa bintik-bintik kecil yang tembus cahaya berdiameter sekitar 0,25 mm. di tahap lebih serius pusat bercak akan menjadi coklat lalu terlepas sehingga mengakibatkan daun berlubang. Pengendalian dilakukan dengan mengurangi tanaman pelindung, pemetikan menggunakan daur pendek (sekitar 9 hari), pemangkasan sejajar dengan permukaan tanah, serta penanaman jenis tanah cacar RB 1, PS 1, Gmb1, Gmb 2, Gmb 3, Gmb 4, Gmb 5, dan fungisida.
Akar merah anggur
Terjadi pada dataran rendah dengan ketinggian 900 meter dpl khususnya tanah Latosol. Penyebarannya melalui kontak dengan akar. Penyebabnya sendiri berupa jamur jenis Ganoderma pseudoferreum dengan gejala seperti tanaman menguning, kemudian layu, dan mati. Langkah pengendalian dengan cara membongkar lalu membakar tanaman teh yang terserang, menggali selokan hingga kedalaman 60-100 cm pada sekeliling tanaman yang sehat, fumigasi menggunakan Vapam atau metil bromida. 

Panen
Panen artinya memetik daun teh yang masih muda / pucuk yang berkualitas dengan jumlah sebesar-besarnya serta memperhatikan kestabilan angka produksi dan kondisi kesehatan tanaman. Teh memasuki masa petik sesudah tanaman berusia 3 tahun. Ada 2 macam petikan tanaman teh, yakni:
Petikan jendangan, yakni petikan pertama sesudah pangkasan guna menciptakan bidang petik yang rata dan datar.
Petikan produksi, ini dilakukan sesudah petikan jendangan:
Seluruh tunas yang melalui bidang petik serta memenuhi syarat petik harus segera diambil, sedangkan tunas yang melalui bidang petik namun belum memenuhi syarat petik dibiarkan. 

Periode panen
Lama tidaknya periode pemetikan sebenarnya ditentukan umur serta cepat tidaknya pembentukan tunas, iklim, ketinggian tempat, serta kesehatan tanaman. Bagian pucuk teh bisa mulai dipetik pada periode 6-12 hari. Sementara teh hijau khas Jepang dipanen dalam frekuensi yang jauh lebih lama yakni per 55 hari.

Demikianlah artikel seputar cara mudah budidaya teh. Semoga informasi ini bermanfaat

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Cara Budidaya Sukses
Copyright © 2011. Situs Cara Budidaya Sukses - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger