Budidaya belut sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat kita. Sebagian besar masyarakat sudah sangat familiar dengan hewan yang satu ini dikarenakan pemanfaatan belut untuk konsumsi sudah menjadi suatu hal yang sangat lazim. Belut meski penampilannya sebagian menyerupai ular dan licin, namun belut tergolong ke dalam jenis ikan dengan rasa lezat dan kandungan protein tinggi. Hal ini rupanya berkebalikan dengan tampilan luarnya yang bagi sebagian orang agak menyeramkan. Karena permintaan belut yang tak pernah surut dari pasaran, maka budidaya belut juga terus menggeliat. Bagi anda yang tertarik untuk memulai usaha budidaya belut, ada baiknya anda ketahui beberapa hal sebelum memulainya usaha budidaya tersebut.
Penyiapan peralatan dan sarana
Perlu anda ketahui bahwa kolam yang digunakan untuk budidaya belut terbagi atas kolam pemijahan atau kolam induk, kolam pendederan (diperuntukkan bagi benih belut yang berukuran 1-2 cm), kolam untuk belut remaja (diperuntukkan bagi belut dengan ukuran 3-5 cm), serta kolam untuk memelihara belut konsumsi (digolongkan ke dalam 2 tahapan, yang masing-masing tahapannya membutuhkan waktu sekitar 2 bulan). Kolam yang terakhir ini diperuntukkan bagi belut berukuran 5-8 cm hingga mencapai 15-20 cm serta untuk memelihara belut berukuran sekitar 15-20 cm hingga mencapai 30-40 cm.
Bangunan kolam untuk ikan belut umumnya relatif sama, yang membedakan hanyalah kapasitas, ukuran, serta daya tampung ikan belut. Ukuran kolam untuk induk ikan belut memiliki kapasitas 6 ekor/m2. Sedangkan untuk kolam pendederan (belut berukuran 1-2 cm), memiliki daya tampung sebanyak 500 ekor/m2. Kolam yang diperuntukkan bagi belut remaja (belut berukuran 2-5 cm) memiliki daya tampung 250 ekor/m2. Selanjutnya kolam untuk belut konsumsi di tahap pertama (untuk ukuran 5-8 cm) berdaya tampung 100 ekor/m2, sedangkan untuk tahap kedua (berukuran 15-20cm) memiliki daya tampung 50 ekor/m2. Kolam pemeliharaan tahap kedua ini digunakan untuk memelihara belut hingga kelak panjangnya mencapai 30-50 cm pada saat pemanenan. Untuk pembuatan kolamnya sendiri, bahan dindingnya sebaiknya disemen, sedangkan bagian dasar bak tak perlu diplester.
Hal lain yang perlu disiapkan selain kolam adalah ketersediaan sumber air, media untuk dasar kolam, ember plastik, alat penangkap belut sesuai kebutuhan, serta peralatan yang lain. Media untuk dasar kolam bisa menggunakan bahan-bahan organik berupa pupuk kandang, jerami padi, dan sekam padi. Untuk cara pengaplikasiannya, kolam kosong yang belum diisi air dilapisi lapisan dasar berupa sekam padi hingga ketebalan 10 cm, kemudian atasnya ditimbun menggunakan pupuk kandang hingga ketebalan 10 cm, dan bagian atasnya ditimbun lagi dengan jerami kering atau ikatan-ikatan merang. Setelah pengaplikasian timbunan bahan organik rampung (tebal keseluruhan timbunan mencapai 30 cm), baru kemudian air diisikan ke kolam hingga ketinggian mencapai 50 cm (total ketinggian bahan organik dan air). Selanjutnya, biarkan media tersebut selama beberapa saat hingga kondisinya menyerupai lumpur sawah. Bila sudah demikian, baru masukkan belut dalam kolam.
Penyiapan bibit
Ukuran panjang anak belut untuk pemeliharaan intensif kira-kira sekitar 5-8 cm. Anakan belut ini dipelihara hingga 4 bulan lamanya melalui 2 tahapan yang tiap-tiap tahapannya memakan waktu 2 bulan. Bibit ikan belut bisa diperoleh melalui pembudidayaan dalam kolam / bak pembibitan maupun melalui sarang-sarang bibit di alam. Sedangkan belut yang dipilih untuk pemijahan biasanya adalah belut jantan dengan ukuran ± 40 cm dan belut betina dengan ukuran ± 30 cm.
Pemijahan dilakukan dalam kolam pemijahan yang memiliki kapasitas 1 ekor pejantan dan 2 ekor betina, sedangkan luas kolam sebesar 1 meter persegi. Waktu pemijahan berlangsung kira-kira selama 10 hari hingga telur-telur belut kemudian menetas. Setelah menetas, anak belut akan terus tumbuh dan kira-kira mencapai ukuran sekitar 1.5–2.5 cm pada usia 5-8 hari. Ketika belut mencapai ukuran ini, segera ambil dan langsung tempatkan pada kolam pendederan untuk calon bibit / calon benih. Anak belut dipelihara dalam kolam pendederan selama kurang lebih 1 bulan hingga ukurannya mencapai 5-8 cm. Dalam ukuran tersebut, anak belut dapat juga ditempatkan pada kolam belut konsumsi selama kurang lebih 2 atau 4 bulan.
Perawatan bibit
Anak belut yang didapat dari pemijahan ditampung dalam kolam pendederan untuk calon benih hingga 1 bulan. Usahakan selama masa ini benih diperlakukan secermat mungkin untuk menghindari banyak kehilangan. Air yang digunakan untuk kolam ini akan lebih baik bila menggunakan air mengalir.
Pemeliharaan pembesaran
Pemupukan
Jerami yang telah lapuk sangat diperlukan untuk menciptakan pelumpuran yang cukup subur. Pupuk kandang sebagai bahan organik utama selain jerami juga tak kalah penting.
Pemberian pakan
Bila perlu, belut bisa juga diberi pakan tambahan berupa kecoa, belatung (ulat besar), dan cacing yang diberikan kira-kira tiap sepuluh hari sekali.
Pemberian vaksinasi
Jangan lupa untuk memberikan vaksinasi agar ketahanan belut terjaga.
Pemeliharaan tambak dan kolam
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemeliharaan belut yakni menjaga kolam dari berbagai gangguan luar serta mengkondisikan agar kondisi kolam tidak beracun.
Penyakit dan hama
Penyakit yang sering menyerang belut umumnya disebabkan oleh beberapa organisme dari tingkat rendah semisal bakteri, jamur, protozoa, dan virus berukuran kecil. Sedangkan hama yang menyerang belut merupakan binatang dari tingkat tinggi seperti ular, berang-berang, katak, serangga, musang air, burung, serta ikan gabus yang langsung memberikan gangguan pada kehidupan belut. Selain itu, ada juga hama dari lingkungan sekitar rumah seperti kucing. Pemeliharaan ikan belut melalui cara intensif tidak sering diganggu hama.
Panen
Pemanenan belut ada 2 jenis yakni:
Berupa bibit / benih yang kemudian dijual untuk keperluan budidaya / ternak.
Berupa ikan belut hasil akhir budidaya yang siap jual untuk keperluan konsumsi (untuk panjang dan besarnya sesuai permintaan konsumen).
Untuk cara penangkapannya sendiri sama seperti cara penangkapan ikan lain yakni menggunakan peralatan seperti jala / jaring bermata lembut, bubu / posong, menggunakan kail atau pancing, serta melalui pengeringan air dalam kolam sehingga tinggal mengambil belut saja.
Pascapanen
Pada kondisi pemeliharaan belut untuk tujuan komersial dan jumlah cukup besar, perhatian yang lebih serius perlu diberikan pada penanganan belut pasca panennya. Hal ini untuk menjaga kualitas belut agar bisa diterima konsumen, sehingga jaringan pemasaran menjadi semakin luas.
Demikianlah informasi seputar cara budidaya belut. Semoga dapat memberikan anda wawasan tambahan yang bermanfaat.
+ comments + 1 comments
Kami hanya ingin memberi informasi.
Kami bergerak dibidang budidaya belut di daerah lampung.
Jika anda berminat ingin MEMBELI BELUT ataupun anda ingin MEMASOK BELUT ke kami, kami siap menerimanya. Berapapun jumlahnya.
Kami juga sedang membuka
PELATIHAN BUDIDAYA BELUT
Tanggal 11-12 Januari 2014
Untuk info lebih lanjut Kunjungi atau hubungi alamat kami di :
CV. SUMBER REZEKI
Jl. Garuda No.36 RT/RW.29/07 Rejomulyo
Metro Selatan - Kota Metro
Lampung 34111
(Belakang Polsek Metro Selatan)
0858 4088 0024 atau 0878 9898 8145
Email : belutlampung@gmail.com
Website : www.belutlampung.com
Kami tunggu kedatangan dan telpon dari anda.
Terima Kasih
Post a Comment