Selamat datang di carabudidayasukses.com

Panduan Mudah Budidaya Jagung Manis

Tuesday 9 July 20130 comments

Budidaya Jagung Manis


Jagung manis bisa ditanam pada area dataran tinggi dan dataran rendah. Suhu ideal bagi budidaya jagung manis adalah 21 sampai 30 derajad Celcius. Sedangkan tanah yang cocok untuk penanaman jagung manis adalah yang gembur dan subur dengan pH sekitar 5-6.

Persiapan lahan
Isolasi
Lahan yang hendak ditanami jagung harus terbebas dari tanaman varietas lain, guna menjamin kemurnian bibit yang dihasilkan ke depannya. Proses isolasi ini terbagi menjadi dua cara, yakni isolasi waktu (terkait dengan masa tanam jagung manis dengan masa tanam jagung dari varietas lain) selama kira-kira 30 hari, dan isolasi jarak (terkait jarak minimal lokasi penanaman jagung manis dengan lokasi tanam jagung dari varietas lain) yakni sekitar 400 m.

Pengolahan tanah
Berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah produksi tertinggi didapatkan dari pengolahan lahan yang tepat, yakni dengan digaru dan dibajak. Dari pengolahan tanah yang tepat akan didapatkan media yang cocok untuk perkembangan dan pertumbuhan akar, selain mengurangi kemunculan gulma dan memperbaiki aliran udara di dalam tanah. Setiap 4 meter, hendaknya dibuatkan got dengan fungsi untuk drainase dan jalur irigasi. Kegiatan ini setidaknya dilakukan 15 hari menjelang masa tanam. Namun, penanaman tanpa adanya olah tanah (TOT) dapat juga dilakukan guna mengejar masa tanam asalkan pembersihan lahan tetap dijaga guna meminimalisir serangan penyakit atau hama dari sisa tanaman sebelumnya.

Kebutuhan benih
Untuk memulai budidaya jagung manis, diperlukan bibit yang baik. Benih yang dipakai ada dua jenis yakni benih dari tanaman jantan untuk diambil serbuk sarinya, serta benih dari tanaman betina untuk dimanfaatkan bagian tongkolnya sebagai benih. Benih jantan yang diperlukan adalah 3 kg/ha, sementara benih betina sejumlah 9 kg/ha.

Penanaman
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penanaman jagung manis yakni split tanam tanaman betina dan jantan, perbandingan populasi antara tanaman betina dan jantan, jarak tanam, proses penugalan, serta jumlah benih tiap lubangnya.
- Pengaturan waktu tanam antara tanaman jantan dan betina yakni benih jantan lebih dulu ditanam, kemudian diberi tanda berupa patok berbendera. 6 hari selanjutnya baru benih betina yang ditanam.
- Perbandingan populasi antara tanaman jantan dan betina adalah 1 :  4.
- Antar tanaman betina memiliki jarak tanam 75 x 25 cm, sedangkan jarak baris tanaman betina dan baris jantan yakni 50 cm.
- Lahan ditugal sampai kedalaman 5 cm, selanjutnya benih dimasukkan sebanyak 1 benih tiap lubangnya, kemudian tutup lagi menggunakan sekam atau abu.

Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman mencakup pemupukan, pengairan, proses bumbun dan dangir, pencabutan tanaman simpang (atau roguing), serta kendali hama penyakit.
Pemupukan
Pupuk yang diberikan adalah kombinasi ZA : SP-36 : KCl menggunakan perbandingan dosis 280 : 210 : 35 per-hektarnya. Pemupukan menggunakan pupuk kombinasi ini dilakukan melalui tiga aplikasi secara berturut-turut:
- Umur 0 hst menggunakan dosis ZA : SP-36 : KCl dengan perbandingan 70 : 140 : 35 yang diterapkan dengan tugal berjarak 5 cm dari lokasi lubang kemudian ditutup lagi.
- Umur 15 hst menggunakan dosis ZA : SP-36 dengan perbandingan 70 : 70 yang diterapkan melalui penugalan 10 cm dari lokasi lubang tanam kemudian ditutup lagi.
- Umur 45 hst menggunakan dosis ZA hingga 140 kg yang diterapkan dengan cara digejik sejauh 10 cm dari lokasi lubang tanam kemudian ditutup lagi.
Pengairan
3 hari sebelum masa tanam, lahan harus diairi guna menciptakan kondisi lahan yang hangat dan lembab, sehingga semakin mempercepat proses perkecambahan benih dan ketersediaan hara untuk tanaman. Pengairan dilakukan sesuai kebutuhan, asalkan tanaman tidak kelebihan atau kekurangan air. Pengairan dapat diberikan setiap selesai melakukan pemupukan. Jadwal yang dianjurkan yakni -3, 15, 30, 45 hst.
Dangir serta bumbun
Pendangiran merupakan usaha untuk meminimalisir keberadaan gulma pada areal tanam yang memiliki potensi menjadi kompetitor tanaman jagung. Proses dangir bisa dilakukan sebelum pemupukan yakni pada usia 21 dan 28 hst. Sementara pembumbunan merupakan usaha guna memperbaiki sirkulasi dan membantu pertumbuhan akar tanaman.
Cabut bunga 
Yang dimaksud cabut bunga disini yakni mencabut bunga tanaman jantan pada betina ketika tanaman menginjak umur 40-50 hst. Kegiatan ini dilakukan di pagi hari semenjak pukul 06.00 wib hingga selesai kemudian diulangi lagi sampai 7-10 hari hingga benar-benar tak ditemukan bunga jantan pada tanaman betina. Hal yang harus diperhatikan disini yaitu jangan biarkan kuncup bunga jantan menjadi mekar dan pollen pecah. Hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya self pollinations. Sedangkan standar untuk keberhasilan cabut bunga (atau detaseling) berjumlah 2.
Babat jantan
Tanaman jantan perlu dibabat bila mekanisme serbuk silang telah selesai untuk mencegah pencampuran buah jantan ketika saat panen tiba. Hal ini bisa dilihat melalui ciri-ciri rambut di tongkol jagung yang sudah berwarna kecoklatan dan mengering. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam waktu sehari saja yakni pada umur 65 hst.
Rouguing
Rouguing adalah aktivitas membuang tanaman dengan sifat menyimpang dari kondisi ideal tanaman yang diinginkan. Kondisi menyimpang bisa dilihat dari beberapa ciri tanaman seperti penampilan yang terlampau subur dan daun yang tumbuh lebar, bunganya berwarna merah, serta pangkal batang juga berwarna merah. Langkah ini dilakukan pada tanaman betina ataupun jantan dengan maksud untuk mempertahankan kemurnian induk tanaman sebagai penghasil bibit. Langkah ini  sebaiknya diertai dengan kontrol di tiap minggunya.

Hama penyakit dan pengendaliannya
Penggerek buah dan ulat pemotong 
- Contoh hama ulat penggerek misalnya Ostrinia furnacalis, sementara penggerek buah contohnya Helicoverpa armigera. Sedangkan untuk hama ulat pemotong contohnya Agrotis sp. dan Spodoptera litura.
- Gejala serangan hama ini ditandai dengan keberadaan bekas gigitan hama pada batang, serta robohnya tanaman yang masih muda.
- Pengendalian hama-hama ini ditangani dengan melakukan tanam serempak di areal yang cukup luas, melakukan penyemprotan insektisida dengan jumlah dosis sebagaimana anjuran, serta membunuh dan mencari secara manual.
Atherigona exigua S. (Lalat bibit)
- Ciri-ciri fisik lalat bibit berupa warna abu-abu dan punggung berwarna kuning kehijauan serta bergaris, sedangkan perutnya berwarna coklat kekuningan, panjang lalat sekitar 3 – 3,5 mm, dan telurnya berwarna putih mutiara.
- Gejala serangan ditemukan ketika tanaman menginjak umur 7 – 14 hst berupa daun yang berubah warna menjadi kekuning-kuningan, ditemukan pembusukan disekitar gigitan hama, kemudian tanaman akan menjadi layu, dan tanaman akan mengerdil atau mati.
- Pengendalian hama lalat ini dilakukan melalui penanaman serentak serta menerapkan pola pergiliran tanaman guna memutus daur hidup lalat, khususnya sesudah panen jagung selesai. Selain itu bisa juga dengan mencabut serta memusnahkan tanaman jagung yang terserang, mempertahankan kebersihan lahan agar terbebas dari gulma, dan melakukan penyemprotan pestisida dengan Hostation 40 EC, Marshal 25 ST, Dursban 20 EC, sesuai anjuran dosis.
Downy mildew (Penyakit bulai)
- Penyakit ini disebabkan oleh perkembangan pesat cendawa peronosporta maydis ketika suhu udara mencapai 27 derajad Celcius ke atas disertai dengan kondisi udara yang cukup lembab. 
- Gejala serangan penyakit ini ditemukan pada tanaman yang berumur 2 – 3 minggu berupa terhambatnya pertumbuhan tanaman, daun kaku dan runcing, daun menguning dan ditemukan spora putih di sisi bagian bawah daun.
Bercak daun
- Disebabkan oleh jenis jamur Helminthosporium sp, yang gejalanya berupa bercak memanjang kuning dengan warna kecoklatan di sekelilingnya. Awalnya, bercak terlihat basah, selanjutnya bercak akan berubah warna coklat kekuningan hingga coklat tua. 
- Pengendalian melalui pergiliran tanam disertai penyemprotan bahan kimia semisal Difolatan dan Daconil.
Gosong bengkak
- Disebabkan oleh serangan jamur Ustilago sp. pada biji, sehingga mengakibatkan pembengkakan dan kerusakan pada pembungkus jagung. 
- Pengendalian dilakukan melalui pengaturan drainase dan irigasi, menggunakan bibit yang telah dicampur bersama fungisida semisal Saromyl, serta memangkas bagian tanaman yang terserang kemudian dibakar. 
Busuk biji dan busuk tongkol 
- Penyebabnya berupa jamur Giberella zeae atau Fusarium. Penyakit pembusukan ini baru diketahui sesudah klobot dibuka. Bentuk serangan berupa biji-biji jagung yang akan berubah warna menjadi merah kecoklatan atau merah jambu, kemudian berubah lagi mendekati warna sawo matang.
- Pengendalian ditempuh melalui pergiliran tanaman, penggunaan benih dengan varietas unggul, seed treatment, dan melakukan penyemprotan menggunakan Mancozep jika ditemukan gejala serangan.

Panen
Panen bisa dilakukan ketika jagung berumur sekitar 95-100 hst. Pada umur tersebut, buah dapat dikatakan masak dari sisi fisiologis dengan adanya ciri-ciri berupa kelobot dan daun yang telah mengering (menguning), adanya black layer di area titik tumbuh, serta jika kelobot dibuka maka biji sudah terlihat kisut 100%. Untuk tehnis panen bisa dilakukan seperti berikut:
- Kelobot pembungkus jagung dikupas dengan menyobeknya menggunakan tangan.
- Seleksi buah dilakukan dengan cara memisahkan buah normal dari buah muda atau yang busuk. Buah jagung yang masih muda setelah dipisahkan kemudian dijemur. Sementara buah yang busuk sebaiknya dibuang dan tak perlu diproses lebih lanjut di pabrik.
- Buah jagung yang normal selanjutnya dimasukkan dalam karung-karung yang telah disiapkan, selanjutnya ditimbang dan siap dikirim menuju pabrik.

Demikanlah artikel seputar panduan mudah untuk melakukan budidaya jagung manis. Besar harapan informasi ini bisa bermanfaat.

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Cara Budidaya Sukses
Copyright © 2011. Situs Cara Budidaya Sukses - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger