Selamat datang di carabudidayasukses.com

Cara Budidaya Lobster Air Tawar

Tuesday 25 June 20130 comments

Budidaya Lobster Air Tawar


Lobster air tawar (disingkat LAT) adalah binatang air dengan cara pembudidayaan yang mudah. Selain itu harga jualnya juga cukup tinggi yakni sampai 150-250 ribu/kg. Hal inilah yang menjadikan budidaya LAT cukup diminati. Habitat asli LAT sediri adalah di rawa-rawa, danau, dan sungai.  

Syarat hidup LAT

 LAT biasanya bisa bertahan hidup pada parameter air cukup lebar. LAT juga toleran pada jumlah oksigen terlarut yang rendah. Namun, untuk bisa tumbuh dengan baik dalam kondisi seperti ini tentunya cukup sulit. Agar bisa tumbuh dengan baik, LAT membutuhkan kandungan oksigen terlarut diatas 4 ppm. Selain itu, LAT cukup toleran pada suhu yang sangat dingin sampai suhu panas diatas 35 °C sekalipun. Namun sebagai saran, sebaiknya LAT dipelihara dalam suhu sekitar 25-29 °C. 

Sedangkan untuk tingkat keasaman air, LAT dapat hidup dalam perairan yang kisaran pH-nya sedikit alkalin yakni antara 7-9. LAT jarang sekali dijumpai hidup pada perairan dengan dengan pH dibawah 7. Untuk kandungan kapur yang diperlukan bagi media hidup LAT adalah sedang sampai tinggi. Kondisi ini perlu dikondisikan untuk menjaga kadar kalsium terlarut tetap tinggi sehingga mendukung pembentukan cangkang LAT.

Media hidup LAT

Media yang bisa digunakan untuk pembudidayaan LAT sangat bervariasi. Umumnya LAT diternakkan secara extensif dalam kolam tanah. Dalam budidaya extensif, peternak lobster hanya meletakkan indukan dalam kolam tersebut ketika kolam dikeringkan. Lobster yang ukurannya sudah mencapai ukuran komersial kemudian dijual sedangkan sisanya dikembalikan lagi ke dalam kolam tanah. Sedangkan pada proses budidaya intensif, peternak mulai memberikan pakan pada lobster dengan bermacam sayur-sayuran termasuk diantaranya pakan komersil. Hasil yang diperoleh menggunakan budidaya intensif mampu memberikan hasil lebih baik daripada budidaya secara extensif.  Selain kolam tanah, media lain untuk budidaya lobster biasanya berupa kolam fiber / tank atau kolam semen. Kolam fiber maupun kolam semen banyak digunakan dalam pembesaran burayak. Di Indonesia sendiri, budidaya LAT banyak ditemukan pada skala rumahan saja, utamanya pada pembenihan.

Kualitas LAT

Dari berbagai laporan sebelumnya, LAT muda diketahui cukup sensitif pada kadar klorin yang tinggi. Oleh sebab itu, disarankan untuk menuakan perairan untuk LAT terlebih dahulu. Faktor lain yang perlu anda ketahui adalah LAT sering digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran lingkungan, hal ini karena LAT mampu mengakumulasikan jumlah merkuri yang ada dalam tubuhnya. LAT juga sensitif pada pestidida (utamanya dari kelompok organoklorin) dan residu-residu minyak. Maka dari itu, bagi anda yang hendak membudidayakan LAT, sebaiknya cek terlebih dahulu kondisi sumber air anda untuk pembudidayaan LAT.

Pembenihan dan pembesaran

Budidaya LAT umumnya dibedakan ke dalam usaha pembenihan dan pembesaran LAT, maupun gabungan keduanya. Pembenihan merupakan usaha budidaya untuk menghasilkan anakan atau bibit LAT sampai ukurannya mencapai 2 inci. Hal pertama yang dibutuhkan adalah menyediakan induk lobster berkualitas yang tak mudah terkena penyakit. Selain itu, usahakan indukan tidak berasal dari perkawinan sedarah. Karena perkawinan sedarah dapat menghasilkan lobster intersex atau berkelamin ganda. Untuk pengawinan, kolam yang digunakan untuk 1 set-nya berukuran maksimal 1 meter persegi (3 jantan dan 5 betina). Media yang digunakan cukup kolam semen atau aquarium.

 Sedangkan pembesaran adalah proses menghasilkan lobter dengan ukuran konsumsi. Untuk pembesaran yang dibutuhkan berupa bibit LAT berukuran 2 inci. Selanjutnya berupa area yang cukup luas, sebaiknya gunakan kolam tanah berukuran maksimal 1 meter persegi per 10 ekornya. Selama pembesaran, pisahkan betina dan jantan agar tidak terjadi perkawinan. Lobster jantan memiliki pertumbuhan lebih cepat, maka dari itu sebaiknya pembesaran dilakukan pada pejantan.

Jenis-jenis pakan 

Agar LAT tumbuh sesuai harapan, pakan yang hendak diberikan harus cukup kandungan nutrisinya sesuai dengan kebutuhan. Berikut contoh pakan-pakan lobster: 

Pakan alami. Pakan alami umumnya dibudidayakan sendiri oleh peternak. Namun, sebagian mrasa kesulitan karena terbatasnya sarana serta prasaran yang ada. Jenis pakan alami contohnya chlorella, dunaleilla, tetraselmis, spirulina, diatone, kutu air, artemia, cacing rambut, jentik nyamuk, cacing darah dan cacing tanah. 

Pakan buatan sendiri. Pakan jenis ini biasaya diracik sendiri oleh peternak menggunakan bermacam bahan seperti: tepung ikan, tepung rebon, wortel, cacing, kacang hijau, keong mas, dan toge. Pakan racikan biasanya dibentuk pasta atau pellet.

Pakan komersil. Pakan komersil berupa pakan siap pakai yang dihasilkan oleh perusahaan pembuat pakan ikan. Pakan sebaiknya diberikan sebanyak 3% dari bobot LAT serta diberikan pada sore atau pagi hari. Bila pakan tidak seluruhnya habis, sebaiknya segera dibuang dan jangan disertakan pada pemberian pakan selanjutnya.

Penyakit-penyakit pada lobster air tawar

Meski LAT dikenal tahan penyakit daripada jenis udang lainnya, namun tak berarti bebas dari serangan penyakit. Umumnya penyakit yang menyerang lobster disebabkan virus. Virus yang sering menyerang lobster pada masa pembesaran diantaranya:

Ricketsia-like organism
LAT  yang terserang virus ini umumnya melemah dan terkadang menunjukkan tanda bintik biru kehijauan atau hitam pada bagian eksokoletonnya. LAT yang terserang virus ini dan mati biasanya kepala dan badannya terpisah.

White Spot Disease 
Penyakit ini disebabkan virus dan dapat mengakibatkan sisi kolam mengalami kematian. Untuk mencegah serangan virus jenis ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan:

- Kurangi kepadatan lobster dalam kolam
- Hindari memasukkan LAT yang terkena infeksi
- Bersihkan alat atau sarana yang telah terinfeksi
- Jaga tingkat keasaman air dan kadar ammonia 
- Hindari penggunaan air yang telah digunakan untuk pembudidayaan udang lain

Jamur atau Crayfish Plague
LAT yang terkena infeksi jamur ini biasanya dari kelompok astacus astacus yang asalnya dari Eropa. Virus ini dapat menular melalui alat budidaya yang digunakan atau kutu jenis asphanomices astaci.
Selain beberapa virus di atas, gangguan lain terhadap  LAT yang sering ditemukan berasal dari hama, seperti tikus, ular, lele, ikan gurami, dan burung.

Panen 

Sebaiknya lakukan panen di suhu yang tak terlalu panas, seperti sore, malam, atau pagi hari. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk panen lobster:

Flow trapping
Caranya:
- Turunkan ketinggian air kolam hingga 2 cm, kemudian tempat persembunyian lobster dikeluarkan dari dalam kolam.
- Letakkan kotak penampung pada sisi kolam, lalu tempatkan tempat aerator di kotak penampung guna mencegah menipisnya oksigen.
- Atur papan hingga menyerupai posisi papan luncur, mulai dari dasar menuju sisi kolam hingga persis di atas wadah penampung tadi.
- Aliri papan tersebut dengan air.
Naluri lobster yang selalu mencari sumber air segar akan mengarahkannya menuju aliran air pada papan. Lobster akan tergerak untuk memanjatnya dan setelah tiba di atas papan, lobster akan jatuh menuju kotak penampungan. 

Perangkap Tikus
Teknik ini melibatkan perangkat tikus biasa seperti yang digunakan di rumah-rumah, namun bagian depan atau pintu perangkapnya dipasangi corong.
Caranya:
- LAT tidak usah diberi makan sebelum panen.
- Atur sedemikian rupa perangkap tikus setelah sebelumnya dipasangi umpan untuk LAT
- Umpan yang dipasang biasanya keong mas atau ikan 
- Sebaiknya bakar dulu umpan untuk memicu timbulnya aroma 
Air kolam tak perlu diturunkan bila memanen menggunakan cara ini. 

Tips budidaya lobster air tawar (LAT)

1) Bila hendak terjun dalam usaha budidaya LAT ini, tentukan dulu pilihan anda terkait segmen mana yang dipilih, apakah sebagai pedagang saja, usaha pembesaran, usaha pembibitan, atau ternak untuk koleksi atau hobi. Hal ini penting agar usaha yang dijalankan bisa fokus sesuai segmen. 

2) Gunakan indukan lobster berukuran besar untuk produksi bibit. Sedangkan untuk memacu pertumbuhan bibit yang berukuran 2 cm, berikan tambahan makanan ekstra seperti cacing sutra. Untuk percepatan proses bertelur, berikan makanan tambahan cacing tanah untuk lobster yang dikawinkan. Untuk merangsang proses pergantian kulit, gantilah air aquarium sesering mungkin (3 hari sekali atau 1 minggu sekali) tergantung pada kekeruhan airnya.

3) Berikan makanan ekstra / tambahan secukupnya khususnya di malam hari, kira-kira pukul 19.00~21.00, periksa kemudian lanjut berikan pakan pelet, jika sudah tidak terlihat sisa pakan yang diberikan di sore hari. Ini perlu dilakukan untuk menghindari sifat saling serang antar sesama Lobster terkait sifat kanibalisme tinggi pada lobster. Selain itu karena aktivitas lobster meningkat di malam hari dalam mencari mangsa. 

4) Lakukan pemantauan sesering mungkin guna menghindari serangan dari kelompok lobster yang lain pada Lobster yang berada dalam proses pergantian kulit. Hal ini karena lobster yang sedang mengalami pergantian kulit biasanya fisiknya lemah dan mengeluarkan semacam cairan yang bisa memicu sifat kanibal lobster lain sehingga melakukan penyerangan. Pasang juga alat pengaman pada aquarium atau kolam untuk menghindari lobster yang kabur terkait sifat pengembaraan lobster yang tinggi serta kemampuannya bertahan hidup sampai 8 - 12 jam dalam kondisi diluar aquarium / kolam.

5) Apabila anda memilih budidaya untuk pembesaran, maka siapkan kolam pembesaran dimulai dengan skala yang kecil guna mendapatkan pengetahuan seputar sifat-sifat spesifik lobster, salah satunya berupa sifat kanibalisme lobster yang tinggi. Bila pengetahuan tersebut telah dikuasai, mulailah melakukan prencanaan produksi dan target panen tiap bulannya.

6) Usaha pembibitan sama seperti budidaya pembesaran, namun usaha pembibitan sifatnya lebih sensitif. Sebaiknya lobster dibiarkan dulu sampai menginjak usia +/-1.5 bulan, kemudian baru dipindahkan menuju kolam pembesaran. Lobster memang lebih cocok hidup pada iklim tropis bersuhu udara 24-30 derajad celcius. Begitu pula dengan kondisi air, anda perlu memperhatikan kondisi air untuk burayak (anak lobster yang baru saja dipisahkan dari indukan). Gunakanlah cairan atau alat pengukur Ph / keasaman air, jika Ph air tak ideal (Ph air yang ideal bagi LAT antara 7-9) maka atasi dengan memberikan zat tambahan additive Ph up maupun Ph Down, untuk mempetahankan Ph yang ideal. 

7) Pilihan  dan rencanakan lokasi untuk penempatan aquarium / kolam di tempat yang tidak bising dikarenakan lobster mudah stress. Hindari juga lingkungan yang bisa memunculkan hama pemangsa seperti kucing, tikus, dan lainnya. Caranya bisa juga dengan memasang kawat pelindung seperti kawat ayam atau sejenisnya. Jaga ketinggian air sekitar 15-20 cm serta berikan cukup suplai oksigen melalui pemasangan filter pump dan aerotor.

Demikianlah informasi penting seputar cara budidaya lobster air tawar untuk anda ketahui. Apabila telah menemukan kemantapan hati untuk memulai budidaya lobster air tawar, tentunya informasi ini bisa sangat membantu. Selamat mencoba. 

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Cara Budidaya Sukses
Copyright © 2011. Situs Cara Budidaya Sukses - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger